Ergonomi [K3]


EGRONOMI
.
Ergonomi adalah ilmu seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup keseluruan menjadi lebih baik.
Tujuan
1.      Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunnya beban kerja fisik dan mental, mengupayakan kepuasan kerja.
2.      meningkatkan kesejahteraan sosial baik selama waktu produktif maupun setelah tidak produktif
3.      menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari sistem kerja, sehingga kualitas kerja tinggi.

Kapasitas kerja
Kemampuan, ketrampilan dan keterbatasan manusia ditentukan beberapa faktor :
-          Umur
-          Jenis kelamin
-          Antropometri : ukuran tubuh manusia
-          Status kesehatan dan nutrisi
-          Kemampuan kerja fisik
Pertimbangan Antropometri Desain terhadap Ergonomi
1.      Penyesuaian desain mesin, sistem, ruang kerja dan lingkungan terhadap karakter, kapasitas dan keterbatasan manusia.
2.      Desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dan efisiensi dalam pemakaian.
Pertimbangan Antropometri Pendekatan Desain – Ergonomi
1.      Mengetahui kebutuhan dalam orientasi pasar, wawancara langsung dengan pemakai produk dan menggunakan pengalaman pribadi
2.      Melakukan uji terhadap pemakai produk.
Pertimbangan Antropometri Desain – Faktor Manusia
1.      Setiap manusia mempunyai bentuk yang berbeda-beda, Seperti : Tinggi-pendek, Kurus-gemuk, Tua-muda
2.      Manusia mempunyai keterbatasan fisik, contoh Letak tombol operasional pada remote control harus sesuai pengguna.
Pedoman Posisi duduk
1.      Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama ( 8 jam / hari )
2.      Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat di atur naik dan turun
3.      Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakan yang berlebihan.
4.      Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun.
Pedoman kerja posisi berdiri
Kerja posisi berdiri lebih melelahkan dari pada posisi duduk dan energi yang keluar akan lebih banyak 10 % - 15 % dibandingkan dg posisi duduk.
Ketinggian landasan kerja posisi berdiri sbb:
1.      Pekerjaan dengan KETELITIAN, tinggi landasan adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri
2.      Pekerjaan ringan, tinggi landasan adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdir
3.      Pekerjaan dengan Penekanan, tinggi landasan adalah 15 – 40 cm dibawah tinggi siku berdiri
Pedoman kerja posisi duduk – berdiri
Posisi duduk – berdiri mempunyai keuntungan secara biomekanis dimana tekanan pd tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dg posisi duduk maupun berdiri terus menerus.
Posisi duduk – berdiri
1.      Kerja saat duduk dan suatu saat berdiri
2.      Kerja perlu menjangkau sesuatu > 40 cm kedepan atau 15 cm di atas landasan
3.      Posisi kerja duduk – berdiri yang paling tepat
Faktor yang mempengaruhi kelelahan
1.      Lingkungan kerja : Panas, dingin, debu
2.      Kebisingan > 85 dB (A)
3.      Penerangan
Beban kerja
Beban kerja yg diterima seseorang harus sesuai atau seimbang terhadap FISIK maupun keterbatasan manusia
Semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fidiologis.
Kelelahan akibat kerja
Suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat
Kelelahan diklasifikasiakan menjadi 2 jenis :
1.      Kelelahan otot, perasaan nyeri pada otot
2.      Kelelahan umum, ditandai dg berkurangnya kemampuan untuk bekerja yang disebabkan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, mental, kesehatan.
Faktor penyeban kelelahan
1.      Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental
2.      Lingkungan, iklim, penerangan, kebisingan, getaran dll.
3.      Problem fisik, tanggung jawab, kekawatiran, konflik, dll
4.      Kondisi kesehatan
5.      Nutrisi
Cara mengatasi kelelahan
-          Penyebab kelelahan
1.      Aktivitas kerja fisik
2.      Aktivitas kerja mental
3.      Stasiun kerja tdk ergonomis
4.      Sikap paksa
5.      Kerja statis
6.      Kerja bersifat monotone
7.      Lingkungan kerja ekstrim
8.      Psikologis
9.      Kebutuhan kalori kekurangan
10.  Waktu kerja istirahat tidak tepat
-          Cara Mengatasi
1.      Sesuai kapasitas kerja fisik
2.      Sesuai kerja mental
3.      Redesain stasiun kerja ergonomis
4.      Sikap kerja alamiah
5.      Kerja lebih dinamis
6.      Kerja lebih bervariasi
7.      Redesain lingkungan kerja
8.      Reorganisasi kerja
9.      Kebutuhan kalori seimbang
10.  Waktu kerja – istirahat sesuai beban kerja
-          Resiko
1.      Motivasi kerja menurun
2.      Performasi rendah
3.      Kualitas kerja rendah
4.      Banyak terjadi kesalahan
5.      Cedera
6.      Stress akibat kerja
7.      Penyakit akibat kerja
Terjadi keclakaan akibat kerja

Ditulis Oleh : simokonk ~ Aktivitas Sehari-hari Simokonk

Artikel Ergonomi [K3] ini diposting oleh simokonk pada bulan Mar 19, 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © / Simokonk

Template by : Urangkurai / Modified by : Debby Mokonk